Minggu, 04 September 2011

Peta Partai Politik di Panggung Pemilihan Umum Mendatang.

       Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar memandang sinis upaya pendirian sejumlah parpol baru. Meski mengakui itu hak setiap warga negara, dia menilai bahwa banyak pendirian parpol yang tidak dilandasi ideologi dan platform politik yang jelas. Bikin partai kayak bikin perusahaan saja, kata Marwan yang juga Ketua Fraksi PKB di DPR kemarin.
       Ketika pendirian parpol hanya berlatar belakang emosi dan tanpa perenungan yang mendalam, menurut Marwan, justru demokrasi dan negara dirugikan. "Kalau parpol waton bikin, hancur negara ini", ujarnya.
       Marwan mencontohkan saat hendak mendirikan PKB, terjadi perdebatan yang luar biasa. Bahkan, sampai ada ratusan nama yang diusulkan ke PN NU. Setelah didiskusikan berulang-ulang, lahirlah PKB, kata Marwan.
       Proses itu, imbuh dia, nyaris tak tampak pada pendirian parpol-parpol baru sekarang. Bahkan, motivasinya cenderung tidak ideal. Paling karena ada elite yang sakit hati kepada parpol lamanya atau ada juga yang euforia sekali terhadap elite tertentu, ungkapnya.
       Meski tidak disebut secara eksplisit, sindiran Marwan tersebut, tampaknya mengarah kepada Partai Nasdem yang diyakini sebagian kalangan tak terpisah dari sosok Surya Paloh. Tak Terkecuali Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN) yang kerap dianggap dekat dengan sosok Yenny Wahid. Kalau Surya Paloh "kecewa" kepada Golkar, Yenny "sakit hati" kepada PKB.
       Sementara itu, dua parpol baru yang hadir untuk mengatrol elitenya adalah Partai Nasrep dan Partai SRI.
Bila Partai Nasrep berusaha mengangkat citra Tommy Soeharto, Partai SRI sedari awal menjagokan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai Capres.
       Anggota Fraksi Partai Golkar Chairuman Harahap berpandangan, di era demokrasi, siapa pun boleh mendirikan partai. Setiap partai nanti juga punya kesempatan yang sama untuk mencoba meyakinkan rakyat, itu kan berbeda-beda, kata Chairuman.
       Setiap partai, lanjut dia, juga boleh-boleh saja memiliki target yang tinggi. Tentu, hal itu harus diukur dengan hitung-hitungan yang pasti. Rakyat nanti melihat ide. Tapi, bukan cuma ide, rakyat juga butuh tindakan nyata dari partai dalam mengambil kebijakan, jelasnya.
       Koordinator Kajian Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Geringra Sandino mengungkapkan, parpol baru diharapkan bisa menjadi sarana rekrutmen tokoh-tokoh politik baru yang berkualitas dan berintegritas tinggi. Dengan begitu, parpol baru bisa menjadi alternatif bagi para pemilih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar